Kompor adalah satu benda penting dalam setiap rumah tangga. Kompor itu sendiri ada beberapa macam, tergantung dari penggunaan bahan bakarnya. Salah satunya adalah Kompor Listrik, walaupun penggunanya di rumah tangga tidak terlalu banyak. Dalam artikel ini, akan saya bahas lebih lanjut mengenai kompor listrik supaya pembaca bisa lebih familiar dengan alat ini.
Ide Kompor Listrik
Sesuai dengan namanya, alat masak ini memanfaatkan tenaga elektrik untuk menciptakan panas yang dapat mematangkan makanan. Alat ini ditemukan oleh ilmuwan Kanada bernama Thomas Ahern pada tahun 1892. Awalnya, ide Ahern hanya berupa oven elektrik yang digunakan untuk menghangatkan makanan di hotel-hotel di kota Otawa. Namun, ide tersebut terus berkembang seiring jalannya waktu hingga pada sekitar tahun 1930an, teknologi tersebut mulai menjadi familiar bagi rumah tangga.
Pemunculan panas pada alat ini menggunakan metode induksi. Cara kerjanya berasal dari kawat berbentuk kumparan. Pada kumparan tersebut, diberi benda yang bersifat konduktor (dapat menghantar arus listrik dan panas). Benda yang dipakai umumnya adalah logam. Jika kumparan kawat tersebut teraliri listrik, maka logam akan terpengaruhi sehingga memunculkan daya berupa kalor (panas).
Kompor Listrik
Kompor Listrik
Kemajuan teknologi pun membawa pengaruh besar pada perkembangan alat ini. Jika Anda mengunjungi toko alat rumah tangga modern, Anda mungkin akan menemukan jenis kompor listrik baru yang memanfaatkan teknologi micro controller chip, bukan lagi kumparan kawat konduktor seperti milik Ahern dulu. Micro controller chip merupakan hasil adapatasi dari teknologi elektromagnetik di Jerman. Micro controller chip dapat menghasilkan listrik lebih efektif daripada kumparan kawat.
Selain menggunakan chip tersebut, alat masak modern ini juga menggunakan panel keramik di atasnya. Fungsi dari panel keramik ini adalah untuk menahan suhu panas. Dengan adanya panel ini, panci yang Anda letakkan di atas kompor untuk memasak tidak akan terasa panas bila dipegang. Panasnya hanya tertahan pada dasar panci saja. Sehingga, makanan bisa tetap matang tapi tangan Anda tetap aman dari panas.
Lalu, apa sajakah kelemahan dan keuntungan dari produk tersebut?
A. Kelemahan Kompor Listrik
Karena permukaannya datar, maka Anda akan sedikit kesulitan jika menggunakan alat masak yang permukaan bawahnya tidak rata, misalnya menggunakan wajan.
Memerlukan wattage besar untuk menyalakannya. Umumnya, setiap kali memasak dapat memakan energi hingga 400-1o00 Watt tiap jamnya. Memang bisa disetel hingga 100 Watt saja. Namun waktu memasak bisa jadi sangat lama.
Bagi kompor dengan kumparan kawat, akan sangat berbahaya jika tangan Anda menyentuh permukaan kompor yang menyala. Hal tersebut dapat menyebabkan luka bakar. Namun resiko ini dapat dihindari dengan segera mematikannya begitu selesai digunakan.
Tidak bisa digunakan untuk wajan atau panci lebar karena akan sulit menyeimbangkannya dengan diamater kompor yang kecil dan datar.
Bagi kompor dengan micro controller chip, Anda tidak bisa lagi memakai wajan atau panci terbuat dari aluminium atau stainless steel karena tidak akan bereaksi dengan medan magnet dari chip-nya. Sebagai gantinya, Anda dapat memakai wajan atau panci dari bahan baja atau besi.
B. Keuntungan Kompor Listrik
Ramah Lingkungan. Karena tidak menimbulkan polusi atau gas buangan, alat masak modern ini bersifat lebih ramah terhadap Bumi kita.
Murah. Harga satu unitnya memang bervariasi, tergantung dari teknologi dan desainnya. Namun, rata-rata lebih murah daripada kompor gas.
Hemat. Walaupun menggunakan catu daya besar, ternyata masih jauh lebih hemat daripada kompor gas. Jika Anda hitung dengan teliti, biaya listriknya ternyata tidak seberapa dibanding biaya gas yang tidak perlu lagi Anda keluarkan. Untuk lebih meyakinkannya, berikut saya buatkan illustrasinya:
Misal harga tabung gas adalah Rp. 80.000,00 per tabung (12 kg). Dapat digunakan untuk 60 jam memasak. Maka rata-rata sekali masak akan menghabiskan Rp. 1.350,00 tiap jamnya. Sementara untuk listrik, misal tarif adalah Rp. 800 per KWh. Untuk memasak satu jam diperlukan 600 Watt. Maka biaya rata-ratanya sekali masak adalah Rp. 480,00 per jam.
Lebih aman. Tabung gas jika tidak diperlakukan dengan baik, dapat meledak atau bocor sehingga menimbulkan kebakaran. Lain halnya dengan listrik. Tidak akan ada lagi resiko bocor maupun meledak. Selain itu, dengan kompor ini, Anda juga tak perlu khawatir akan terkena luka bakar jika menyentuh wajan atau panci saat memasak.
Dapat memasak lebih cepat
Mudah mengatur temperatur. Pada beberapa produk, Anda bahkan dapat langsung mengatur jenis makanan apa yang akan dimasak. Kemudian kompor akan secara otomatis mengatur panasnya sendiri.
Ide Kompor Listrik
Sesuai dengan namanya, alat masak ini memanfaatkan tenaga elektrik untuk menciptakan panas yang dapat mematangkan makanan. Alat ini ditemukan oleh ilmuwan Kanada bernama Thomas Ahern pada tahun 1892. Awalnya, ide Ahern hanya berupa oven elektrik yang digunakan untuk menghangatkan makanan di hotel-hotel di kota Otawa. Namun, ide tersebut terus berkembang seiring jalannya waktu hingga pada sekitar tahun 1930an, teknologi tersebut mulai menjadi familiar bagi rumah tangga.
Pemunculan panas pada alat ini menggunakan metode induksi. Cara kerjanya berasal dari kawat berbentuk kumparan. Pada kumparan tersebut, diberi benda yang bersifat konduktor (dapat menghantar arus listrik dan panas). Benda yang dipakai umumnya adalah logam. Jika kumparan kawat tersebut teraliri listrik, maka logam akan terpengaruhi sehingga memunculkan daya berupa kalor (panas).
Kompor Listrik
Kompor Listrik
Kemajuan teknologi pun membawa pengaruh besar pada perkembangan alat ini. Jika Anda mengunjungi toko alat rumah tangga modern, Anda mungkin akan menemukan jenis kompor listrik baru yang memanfaatkan teknologi micro controller chip, bukan lagi kumparan kawat konduktor seperti milik Ahern dulu. Micro controller chip merupakan hasil adapatasi dari teknologi elektromagnetik di Jerman. Micro controller chip dapat menghasilkan listrik lebih efektif daripada kumparan kawat.
Selain menggunakan chip tersebut, alat masak modern ini juga menggunakan panel keramik di atasnya. Fungsi dari panel keramik ini adalah untuk menahan suhu panas. Dengan adanya panel ini, panci yang Anda letakkan di atas kompor untuk memasak tidak akan terasa panas bila dipegang. Panasnya hanya tertahan pada dasar panci saja. Sehingga, makanan bisa tetap matang tapi tangan Anda tetap aman dari panas.
Lalu, apa sajakah kelemahan dan keuntungan dari produk tersebut?
A. Kelemahan Kompor Listrik
Karena permukaannya datar, maka Anda akan sedikit kesulitan jika menggunakan alat masak yang permukaan bawahnya tidak rata, misalnya menggunakan wajan.
Memerlukan wattage besar untuk menyalakannya. Umumnya, setiap kali memasak dapat memakan energi hingga 400-1o00 Watt tiap jamnya. Memang bisa disetel hingga 100 Watt saja. Namun waktu memasak bisa jadi sangat lama.
Bagi kompor dengan kumparan kawat, akan sangat berbahaya jika tangan Anda menyentuh permukaan kompor yang menyala. Hal tersebut dapat menyebabkan luka bakar. Namun resiko ini dapat dihindari dengan segera mematikannya begitu selesai digunakan.
Tidak bisa digunakan untuk wajan atau panci lebar karena akan sulit menyeimbangkannya dengan diamater kompor yang kecil dan datar.
Bagi kompor dengan micro controller chip, Anda tidak bisa lagi memakai wajan atau panci terbuat dari aluminium atau stainless steel karena tidak akan bereaksi dengan medan magnet dari chip-nya. Sebagai gantinya, Anda dapat memakai wajan atau panci dari bahan baja atau besi.
B. Keuntungan Kompor Listrik
Ramah Lingkungan. Karena tidak menimbulkan polusi atau gas buangan, alat masak modern ini bersifat lebih ramah terhadap Bumi kita.
Murah. Harga satu unitnya memang bervariasi, tergantung dari teknologi dan desainnya. Namun, rata-rata lebih murah daripada kompor gas.
Hemat. Walaupun menggunakan catu daya besar, ternyata masih jauh lebih hemat daripada kompor gas. Jika Anda hitung dengan teliti, biaya listriknya ternyata tidak seberapa dibanding biaya gas yang tidak perlu lagi Anda keluarkan. Untuk lebih meyakinkannya, berikut saya buatkan illustrasinya:
Misal harga tabung gas adalah Rp. 80.000,00 per tabung (12 kg). Dapat digunakan untuk 60 jam memasak. Maka rata-rata sekali masak akan menghabiskan Rp. 1.350,00 tiap jamnya. Sementara untuk listrik, misal tarif adalah Rp. 800 per KWh. Untuk memasak satu jam diperlukan 600 Watt. Maka biaya rata-ratanya sekali masak adalah Rp. 480,00 per jam.
Lebih aman. Tabung gas jika tidak diperlakukan dengan baik, dapat meledak atau bocor sehingga menimbulkan kebakaran. Lain halnya dengan listrik. Tidak akan ada lagi resiko bocor maupun meledak. Selain itu, dengan kompor ini, Anda juga tak perlu khawatir akan terkena luka bakar jika menyentuh wajan atau panci saat memasak.
Dapat memasak lebih cepat
Mudah mengatur temperatur. Pada beberapa produk, Anda bahkan dapat langsung mengatur jenis makanan apa yang akan dimasak. Kemudian kompor akan secara otomatis mengatur panasnya sendiri.