• Bayi yang diberi ASI, 17 kali lebih jarang menderita pneumonia atau radang paru-paru. (Cesar 1999)
• Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi dari penyakit sepsis atau infeksi dalam darah yang menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh hingga kematian. (Ashraf 1991, Patel 2013)
• Waktu menyusui yang lebih panjang dapat melindungi bayi dan anak dari asma atau mengurangi terjadinya serangan asma pada anak kecil. Resiko menderita asma meningkat bila pemberian ASI eksklusif dihentikan sebelum 4 bulan. (Kull 2004, Bener 2007)
• Menyusui dengan waktu yang lebih panjang (lebih dari 6 bulan) dapat melindungi bayi dan anak dari penyakit rhinitis alergi. (Ehlayel 2008)
Artikel Terkait : Seribu Hari Pertumbuhan Yang Menentukan
• Resiko dirawatnya bayi yang disusui eksklusif selama 4 bulan karena penyakit saluran pernafasan, 3 kali lebih jarang daripada bayi yang diberikan susu formula. (Bachrach 2003)
• Bayi yang diberi ASI eksklusif, 25 kali lebih jarang menderita diare fatal atau menyebabkan kematian. (Huffman 1990)
• Prosentase bayi dirawat di rumah sakit karena diare dapat dicegah sebesar 53% setiap bulannya dengan memberikan ASI eksklusif. (Quigley 2007)
• Bayi yang diberi ASI selama 6 bulan atau lebih menderita kanker (leukimia, limfoma maligna) lebih jarang. (Martin 2005, Bener 2001)
• Pemberian ASI mengurangi resiko diabetes atau kencing manis. (Owen 2006)
• Bayi yang diberi ASI eksklusif lebih terlindungi dari penyakit infeksi telinga tengah. (Sabirov 2009)
• Bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah yang mendapat ASI secara eksklusif dapat terhindar dari ROP/Retinopathy of Prematurity. (Manzoni 2013)
• Pemberian ASI eksklusif selama 3-5 bulan mengurangi resiko obesitas atau kegemukan sebesar 35% pada masa datang (usia 5-6 tahun). (Carol 2003)
• Pemberian ASI mengurangi resiko bayi kekurangan gizi. (Pediatrics 115, 2005)
• Pemberian ASI mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah. (Owen, 2002)
• Bayi yang menerima susu formula memiliki konsentrasi kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang lebih tinggi dan HDL (kolesterol baik) yang lebih rendah.
LDL tinggi merupakan salah satu faktor resiko penyakit kardiovaskular. (Owen 2002)
• Bayi prematur yang menerima ASI memiliki tekanan darah yang lebih rendah 13-16 tahun kemudian dibandingkan bayi prematur yang menerima susu formula. (Singhal 2001)
• Penyakit Necrotizing Enterocolitis/NEC (infeksi dan peradangan yang menyebabkan kerusakan usus atau bagian dari usus) yang umum diderita bayi prematur dan sering menyebabkan kematian dapat dicegah dengan pemberian ASI. (Gephart 2012)
• ASI melindungi bayi dari celiac disease/kelainan autoimun ketika penderita mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, akan terjadi kerusakan usus halus. (Ivarsson 2002, Akobeng 2006)
• ASI mengurangi resiko bayi terkena infeksi dai bubuk susu formula yang tercemar (misalnya terhindar dari bakteri E.Sakazakii). (Hunter 2008)
• Menyusui mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) sebesar 50%. (Vennemann 2009)
• ASI mencegah kerusakan gigi, misalnya gigi keropos dan maloklusi/kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut/rahang. (Agarwal 2012, Labbok 1987)
Keunggulan ASI lainnya, antara lain:
a. Selalu tersedia dalam keadaan bersih dari payudara ibu.
b. Selalu tersedia kapan pun dan dengan suhu yang tepat.
c. Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi.
d. Dapat membantu perkembangan gigi dan rahang bayi karena bayi mengisap ASI dari payudara.
e. Kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) antara bayi dan ibu saat menyusui menciptakan kedekatan atau ikatan, serta perkembangan psikomotorik dan sosial yang lebih baik.
• Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi dari penyakit sepsis atau infeksi dalam darah yang menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh hingga kematian. (Ashraf 1991, Patel 2013)
• Waktu menyusui yang lebih panjang dapat melindungi bayi dan anak dari asma atau mengurangi terjadinya serangan asma pada anak kecil. Resiko menderita asma meningkat bila pemberian ASI eksklusif dihentikan sebelum 4 bulan. (Kull 2004, Bener 2007)
• Menyusui dengan waktu yang lebih panjang (lebih dari 6 bulan) dapat melindungi bayi dan anak dari penyakit rhinitis alergi. (Ehlayel 2008)
Artikel Terkait : Seribu Hari Pertumbuhan Yang Menentukan
• Resiko dirawatnya bayi yang disusui eksklusif selama 4 bulan karena penyakit saluran pernafasan, 3 kali lebih jarang daripada bayi yang diberikan susu formula. (Bachrach 2003)
• Bayi yang diberi ASI eksklusif, 25 kali lebih jarang menderita diare fatal atau menyebabkan kematian. (Huffman 1990)
• Prosentase bayi dirawat di rumah sakit karena diare dapat dicegah sebesar 53% setiap bulannya dengan memberikan ASI eksklusif. (Quigley 2007)
• Bayi yang diberi ASI selama 6 bulan atau lebih menderita kanker (leukimia, limfoma maligna) lebih jarang. (Martin 2005, Bener 2001)
• Pemberian ASI mengurangi resiko diabetes atau kencing manis. (Owen 2006)
• Bayi yang diberi ASI eksklusif lebih terlindungi dari penyakit infeksi telinga tengah. (Sabirov 2009)
• Bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah yang mendapat ASI secara eksklusif dapat terhindar dari ROP/Retinopathy of Prematurity. (Manzoni 2013)
• Pemberian ASI eksklusif selama 3-5 bulan mengurangi resiko obesitas atau kegemukan sebesar 35% pada masa datang (usia 5-6 tahun). (Carol 2003)
• Pemberian ASI mengurangi resiko bayi kekurangan gizi. (Pediatrics 115, 2005)
• Pemberian ASI mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah. (Owen, 2002)
• Bayi yang menerima susu formula memiliki konsentrasi kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang lebih tinggi dan HDL (kolesterol baik) yang lebih rendah.
LDL tinggi merupakan salah satu faktor resiko penyakit kardiovaskular. (Owen 2002)
• Bayi prematur yang menerima ASI memiliki tekanan darah yang lebih rendah 13-16 tahun kemudian dibandingkan bayi prematur yang menerima susu formula. (Singhal 2001)
• Penyakit Necrotizing Enterocolitis/NEC (infeksi dan peradangan yang menyebabkan kerusakan usus atau bagian dari usus) yang umum diderita bayi prematur dan sering menyebabkan kematian dapat dicegah dengan pemberian ASI. (Gephart 2012)
• ASI melindungi bayi dari celiac disease/kelainan autoimun ketika penderita mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, akan terjadi kerusakan usus halus. (Ivarsson 2002, Akobeng 2006)
• ASI mengurangi resiko bayi terkena infeksi dai bubuk susu formula yang tercemar (misalnya terhindar dari bakteri E.Sakazakii). (Hunter 2008)
• Menyusui mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) sebesar 50%. (Vennemann 2009)
• ASI mencegah kerusakan gigi, misalnya gigi keropos dan maloklusi/kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut/rahang. (Agarwal 2012, Labbok 1987)
Keunggulan ASI lainnya, antara lain:
a. Selalu tersedia dalam keadaan bersih dari payudara ibu.
b. Selalu tersedia kapan pun dan dengan suhu yang tepat.
c. Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi.
d. Dapat membantu perkembangan gigi dan rahang bayi karena bayi mengisap ASI dari payudara.
e. Kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) antara bayi dan ibu saat menyusui menciptakan kedekatan atau ikatan, serta perkembangan psikomotorik dan sosial yang lebih baik.