Apa itu Bird strike ??
Di tengah perkembangan industri sekarang ini, banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan habitat bagi beberapa spesies burung. Kondisi lahan di sekitar Bandara Udara yang berupa dataran terbuka tersebut banyak di tumbuhi rerumputan dan semak serta terdapat beberapa kolam air sebagai drainase. Rerumputan dan kolam air tersebut banyak menyediakan makanan dan menyebabkan berbagai jenis burung datang pada area tersebut.
bird strike
Keberadaan burung di lingkungan dan jalur terbang pesawat dapat membahayakan dan berakibat fatal dalam dunia penerbangan yang kemudian dikenal dengan istilah bird strike (gangguan burung) atau BASH (Bird Aircraft Strike Hazard). Bird strike didefinisikan sebagai tabrakan antara burung dan pesawat dalam terminologi lalu-lintas udara yang kemungkinan dapat mengakibatkan kerugian jutaan dollar bahkan dapat membahayakan keselamatan penumpang pesawat. Mayoritas gangguan burung terjadi pada lingkungan bandara selama landing dan takeoff (di bawah 1000 m), tetapi gangguan burung juga telah dilaporkan terjadi pada ketinggian antara 0 sampai 9000 m. Hasil perhitungan yang dilakukan oleh United State Federal Aviation Administration (FAA), biaya yang dikeluarkan industri penerbangan Amerika Serikat sebesar US$ 385 juta per tahun ditambah 461.000 jam penundaan penerbangan. Secara keseluruhan, biaya yang dikeluarkan untuk gangguan burung bagi industri penerbangan komersial dunia diperkirakan US$ 1,28 milyar merupakan suatu kondisi yang sangat jelas penting bagi ancaman.
kaca depan pesawat (windshield) retak akibat bird strike
Berbagai jenis burung terlibat dalam bird strike di seluruh dunia, salah satunya adalah Larus sp. atau lebih dikenal dengan burung camar. Larus sp. terdistribusi secara luas di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Beberapa contoh kasus bird strike karena burung camar:
1. Kecelakaan fatal karena bird strike pertama kali dilaporkan pada tahun 1912 dimana seorang penerbang perintis Cal Rodgers bertabrakan dengan burung camar yang menyangkut di kabel kendali pesawatnya. Kemudian dia jatuh di Long Beach California dan ditemukan tenggelam di bawah pesawatnya.
2. Di Bandar Udara Soekarno-Hatta, pada kurun waktu tahun 2001-2002 terjadi 4 kali bird strike dengan penyebab burung camar dan kuntul (Egretta spp) dan 30 komplain dari maskapai penerbangan terhadap gangguan burung di Bandar Udara tersebut. Bandara Soekarno-Hatta letaknya sangat strategis bagi lintasan burung karena letaknya berdekatan dengan Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Cagar Alam Pulau Dua, Cagar Alam Muara Angke, dan Hutan Lindung Angke.
3. Padamusim panas delta Air 2007, pesawat Lines B-767 mengalami kecelakaan di Roma, Italy, pada saat take-off, menabrak burung camar dan masuk ke dalam kedua mesinnya, sehingga kedua mesinnya mengalami kerusakan yang serius dan harus diganti.
4. Penyebab bird strike di Ohio, Amerika Serikat dari tahun 1990 sampai 1999 adalah burung camar (Larus sp.) yaitu sebanyak 135 kali.
5. Di Inggris terjadi dua kali kecelakaan pesawat terbang yang disebabkan karena bertabrakan dengan burung camar, pertama menimpa pesawat Falcon-20 dan pesawat HS-125.
Bila burung menabrak kaca depan pesawat (windshield) dengan momentum tinggi, kaca tersebut dapat pecah dan melukai penerbangnya. Kalaupun tabrakan itu tidak memecahkan kaca depan pesawat, namun ceceran darah dan tubuh burung yang tertinggal dapat menutupi windshield dan menghalangi pandangan penerbang. Jika ada burung yang masuk dan merusak bilah (blade) turbin mesin jet, maka pecahan bilahnya akan melesat ke bilah yang lain dan seterusnya masuk ke dalam dan merusak keseluruhan mesin. Pada saat pesawat lepas landas, putaran bilah turbin dapat mencapai maksimum dan pesawat masih berada pada ketinggian rendah dimana banyak terdapat burung terbang, sehingga bahaya yang mengancam besar. Bagian depan mesin yang terbuka juga rentan bila terkena benda asing. Burung yang masuk ke dalam mesin bisa merusak bilah-bilah turbin dan membuat mesin berhenti bekerja atau terbakar karena pembakaran tidak terbuang keluar dari belakang mesin.
Di daerah subtropis, pada saat musim dingin burung-burung bermigrasi ke arah katulistiwa. Sedangkan pada saat udara mulai hangat kembali mereka kembali ke tempat semula. Kawanan burung ini kadang-kadang dalam jumlah yang sangat besar dan terbang pada ketinggian yang cukup tinggi. Banyak orang, bahkan penerbang tidak menyangka bahwa beberapa jenis burung terbang sangat tinggi. Pesawat jet komersial biasanya beroperasi pada ketinggian 31000 kaki sampai 41000 kaki.
Kawanan burung yang sedang bermigrasi
Untuk mengurangi bird strike pada saat take off dan landing, pihak bandar udara melakukan manajemen terhadap gangguan burung beserta pengendaliannya. Hal ini termasuk perubahan terhadap habitat disekitar bandar udara untuk mengurangi ketertarikan burung-burung tersebut. Pendekatan yang lain adalah menakut-nakuti kawanan burung tersebut dengan menggunakan alat yang dapat menakuti burung-burung tersebut. Sebagai contoh dengan menggunakan burung pemangsa (falcon dll), suara, cahaya, pyrotechnics, pesawat radio control, binatang umpan/bangkai, laser, anjing, dll.
Dari sisi penerbang, penanganan dapat dilakukan pada saat terbang sewaktu lepas landas dan biasanya sampai ketinggian 10 ribu kaki, dan pada waktu akan mendarat mulai dari 10 ribu kaki, penerbang menyalakan lampu pendaratan pesawat. Selain berguna untuk melihat dan dilihat oleh penerbang dari pesawat lain, lampu tersebut juga dapat berguna untuk menghindari burung. Biasanya burung-burung akan menyingkir jika ada cahaya yang lewat. Jika terbang di tempat yang banyak kawanan burungnya, penerbang akan terbang ke ketinggian 3000 kaki dengan cepat untuk menghindari burung yang biasanya ada di bawah 3000 kaki.
Meninjau dari hal tersebut, mari kita menjaga lingkungan dan habitat alami burung sehingga keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Burung-burung itu tidak akan mengganggu bila kita manusia juga tidak mengganggu keselamatan populasinya dan tidak merusak habitatnya ^^
Di tengah perkembangan industri sekarang ini, banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan habitat bagi beberapa spesies burung. Kondisi lahan di sekitar Bandara Udara yang berupa dataran terbuka tersebut banyak di tumbuhi rerumputan dan semak serta terdapat beberapa kolam air sebagai drainase. Rerumputan dan kolam air tersebut banyak menyediakan makanan dan menyebabkan berbagai jenis burung datang pada area tersebut.
bird strike
Keberadaan burung di lingkungan dan jalur terbang pesawat dapat membahayakan dan berakibat fatal dalam dunia penerbangan yang kemudian dikenal dengan istilah bird strike (gangguan burung) atau BASH (Bird Aircraft Strike Hazard). Bird strike didefinisikan sebagai tabrakan antara burung dan pesawat dalam terminologi lalu-lintas udara yang kemungkinan dapat mengakibatkan kerugian jutaan dollar bahkan dapat membahayakan keselamatan penumpang pesawat. Mayoritas gangguan burung terjadi pada lingkungan bandara selama landing dan takeoff (di bawah 1000 m), tetapi gangguan burung juga telah dilaporkan terjadi pada ketinggian antara 0 sampai 9000 m. Hasil perhitungan yang dilakukan oleh United State Federal Aviation Administration (FAA), biaya yang dikeluarkan industri penerbangan Amerika Serikat sebesar US$ 385 juta per tahun ditambah 461.000 jam penundaan penerbangan. Secara keseluruhan, biaya yang dikeluarkan untuk gangguan burung bagi industri penerbangan komersial dunia diperkirakan US$ 1,28 milyar merupakan suatu kondisi yang sangat jelas penting bagi ancaman.
kaca depan pesawat (windshield) retak akibat bird strike
Berbagai jenis burung terlibat dalam bird strike di seluruh dunia, salah satunya adalah Larus sp. atau lebih dikenal dengan burung camar. Larus sp. terdistribusi secara luas di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia. Beberapa contoh kasus bird strike karena burung camar:
1. Kecelakaan fatal karena bird strike pertama kali dilaporkan pada tahun 1912 dimana seorang penerbang perintis Cal Rodgers bertabrakan dengan burung camar yang menyangkut di kabel kendali pesawatnya. Kemudian dia jatuh di Long Beach California dan ditemukan tenggelam di bawah pesawatnya.
2. Di Bandar Udara Soekarno-Hatta, pada kurun waktu tahun 2001-2002 terjadi 4 kali bird strike dengan penyebab burung camar dan kuntul (Egretta spp) dan 30 komplain dari maskapai penerbangan terhadap gangguan burung di Bandar Udara tersebut. Bandara Soekarno-Hatta letaknya sangat strategis bagi lintasan burung karena letaknya berdekatan dengan Suaka Margasatwa Pulau Rambut, Cagar Alam Pulau Dua, Cagar Alam Muara Angke, dan Hutan Lindung Angke.
3. Padamusim panas delta Air 2007, pesawat Lines B-767 mengalami kecelakaan di Roma, Italy, pada saat take-off, menabrak burung camar dan masuk ke dalam kedua mesinnya, sehingga kedua mesinnya mengalami kerusakan yang serius dan harus diganti.
4. Penyebab bird strike di Ohio, Amerika Serikat dari tahun 1990 sampai 1999 adalah burung camar (Larus sp.) yaitu sebanyak 135 kali.
5. Di Inggris terjadi dua kali kecelakaan pesawat terbang yang disebabkan karena bertabrakan dengan burung camar, pertama menimpa pesawat Falcon-20 dan pesawat HS-125.
Bila burung menabrak kaca depan pesawat (windshield) dengan momentum tinggi, kaca tersebut dapat pecah dan melukai penerbangnya. Kalaupun tabrakan itu tidak memecahkan kaca depan pesawat, namun ceceran darah dan tubuh burung yang tertinggal dapat menutupi windshield dan menghalangi pandangan penerbang. Jika ada burung yang masuk dan merusak bilah (blade) turbin mesin jet, maka pecahan bilahnya akan melesat ke bilah yang lain dan seterusnya masuk ke dalam dan merusak keseluruhan mesin. Pada saat pesawat lepas landas, putaran bilah turbin dapat mencapai maksimum dan pesawat masih berada pada ketinggian rendah dimana banyak terdapat burung terbang, sehingga bahaya yang mengancam besar. Bagian depan mesin yang terbuka juga rentan bila terkena benda asing. Burung yang masuk ke dalam mesin bisa merusak bilah-bilah turbin dan membuat mesin berhenti bekerja atau terbakar karena pembakaran tidak terbuang keluar dari belakang mesin.
Di daerah subtropis, pada saat musim dingin burung-burung bermigrasi ke arah katulistiwa. Sedangkan pada saat udara mulai hangat kembali mereka kembali ke tempat semula. Kawanan burung ini kadang-kadang dalam jumlah yang sangat besar dan terbang pada ketinggian yang cukup tinggi. Banyak orang, bahkan penerbang tidak menyangka bahwa beberapa jenis burung terbang sangat tinggi. Pesawat jet komersial biasanya beroperasi pada ketinggian 31000 kaki sampai 41000 kaki.
Kawanan burung yang sedang bermigrasi
Untuk mengurangi bird strike pada saat take off dan landing, pihak bandar udara melakukan manajemen terhadap gangguan burung beserta pengendaliannya. Hal ini termasuk perubahan terhadap habitat disekitar bandar udara untuk mengurangi ketertarikan burung-burung tersebut. Pendekatan yang lain adalah menakut-nakuti kawanan burung tersebut dengan menggunakan alat yang dapat menakuti burung-burung tersebut. Sebagai contoh dengan menggunakan burung pemangsa (falcon dll), suara, cahaya, pyrotechnics, pesawat radio control, binatang umpan/bangkai, laser, anjing, dll.
Dari sisi penerbang, penanganan dapat dilakukan pada saat terbang sewaktu lepas landas dan biasanya sampai ketinggian 10 ribu kaki, dan pada waktu akan mendarat mulai dari 10 ribu kaki, penerbang menyalakan lampu pendaratan pesawat. Selain berguna untuk melihat dan dilihat oleh penerbang dari pesawat lain, lampu tersebut juga dapat berguna untuk menghindari burung. Biasanya burung-burung akan menyingkir jika ada cahaya yang lewat. Jika terbang di tempat yang banyak kawanan burungnya, penerbang akan terbang ke ketinggian 3000 kaki dengan cepat untuk menghindari burung yang biasanya ada di bawah 3000 kaki.
Meninjau dari hal tersebut, mari kita menjaga lingkungan dan habitat alami burung sehingga keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Burung-burung itu tidak akan mengganggu bila kita manusia juga tidak mengganggu keselamatan populasinya dan tidak merusak habitatnya ^^
