Kesehatan adalah modal utama bagi manusia agar bisa menyelesaikan beragam aktifitas hariannya. Orang bisa melakukan apapun ketika ia berada dalam kondisi yang sehat. Mau makan apa saja, bisa. Mau minum apa saja, bisa. Memilih untuk berjalan atau berlari, bisa. Mengendarai mobil atau memilih untuk menumpang Busway sekalipun, bisa. Sehat fisik, ataupun mental, sama-sama memiliki makna penting bagi kelangsungan hidup seseorang. Jika kesehatan berkurang, harta sebanyak apapun bisa habis dalam sekejap. Produk-produk kesehatan, selalu menjadi hal yang diminati masyarakat. Baik dalam bentuk suplemen, alat penunjang kesehatan, dan juga panti-panti kebugaran.
Hal tersebut menunjukkan betapa berartinya kesehatan. Semua orang berlomba-lomba menjaga kesehatan agar tidak jatuh sakit dan berimbas pada kelangsungan aktifitas harian mereka. Sekalipun sudah terlanjur sakit, tetap berusaha semaksimal mungkin untuk sembuh dan melakukan berbagai cara agar bisa memulihkan keadaan seperti sedia kala.
Bagi ibu rumah tangga, kesehatan adalah poin terpenting yang semestinya haruslah dijaga. Sebab Ibu rumah tangga memiliki peran sentral yang sangat vital bagi kelangsungan aktifitas dalam keluarga. Tugas pokoknya yang berhubungan langsung dengan kegiatan semua penghuni rumah, jelas menuntutnya agar selalu sehat.
Namun kebanyakan yang terjadi, karena terlalu sibuknya ibu mengurus segala hal di rumah, sehingga tak punya cukup waktu untuk memperhatikan tubuhnya sendiri. Bahkan waktu untuk istirahatpun sangat terbatas. Mungkin perlu dirunutkan tugas ibu rumah tangga sejak bangun tidur. Membereskan kamar, menyiapkan sarapan, menyiapkan air hangat untuk mandi, menyiapkan seragam suami dan anak-anak, menemani sarapan, mencuci piring, membereskan rumah, mencuci pakaian, menyetrika, menyiapkan makan siang, mengurus anak, menyiapkan makan malam, membereskan kembali perkakas, membereskan rumah, dan semua itu terus berlanjut pada putaran mesin waktu dalam 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu.
Keletihan, cuaca yang tidak menentu, faktor psikologis, dan hal-hal lain tentu bisa membuat ibu jatuh sakit. Sekalipun ‘hanya’ sekedar demam, batuk dan flu, nyatanya bisa mengacaukan semua agenda yang biasanya bisa ibu atur dengan sedemikian rupa baiknya. Saat sakit, semua aktifitas yang dapat dikerjakan menjadi sangat terbatas. Tidak kuat menyentuh air karena tidak tahan dingin, tidak tahan berdiri lama, badan yang inginnya hanya berbaring saja, hingga sulitnya makan dan minum. Makanan yang tadinya ibu masak sendiri, kini harus berganti dengan makanan yang terpaksa didapatkan dari warung-warung cepat saji. Tentu hal ini juga akan berpengaruh pada kondisi perekonomian keluarga. Belum lagi jika ibu tidak memanfaatkan jasa pembantu rumah tangga. Kontan saja semua aktifitas di dalam rumah akan terputus mata rantainya.
Jika sudah demikian, ada baiknya jika semua anggota keluarga harus bahu membahu menggantikan tugas ibu. Semua hal yang biasanya ibu kerjakan harus mulai belajar dikerjakan oleh suami dan anak-anak ibu. Sekalipun memang sangat membantu, tapi bisa dipastikan hasilnya tidak akan seperti ketika ibu mengerjakannya sendiri. Namun, dari sanalah ibu bisa mengambil pelajarannya. Kebersamaan dan kepedulian, itu mahal.
Ketika ibu sakit, maka ibu bisa mengajarkan kepada seluruh anggota keluarga ibu untuk bisa mandiri. Tidak bergantung kepada siapapun, termasuk kepada ibu. Sebab ibu hanyalah manusia biasa yang pastinya memiliki keterbatasan. Para anggota keluarga juga bisa belajar menghargai posisi ibu sebagai manajer keluarga. Sebab ketika ibu sakit, mereka pasti akan merasakan bagaimana ketika semua urusan mereka tidak bisa sepenuhnya diurus oleh ibu. Mereka yang harus mengurus diri mereka sendiri. Mereka juga belajar tentang kepedulian. Bahwa bukan hanya ketika mereka sakit, ibu yang harus bersusah payah mengurus mereka hingga tidak tertidur. Tapi mereka juga punya kewajiban yang sama untuk memperhatikan kesehatan ibu.
Hal ini berlaku untuk semua anggota keluarga. Baik suami maupun anak-anak. Sebab, jika ibu memilih untuk mengerjakan semua tugas rumah tangga seorang diri tanpa bantuan dari pembantu rumah tangga, tentu akan terasa berat.
Oleh karenanya, sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dan sebelum anggota keluarga ibu hanya bergantung kepada ibu, segera tanamkan kemandirian kepada mereka. Agar ibu tidak merasa berat, memiliki cukup waktu istirahat dan kondisi kesehatan ibu dapat terjaga dengan baik. Selain itu, para anggota keluarga juga dapat saling menghargai dan peduli dengan lingkungan sekitar mereka.
Misalkan saja ibu membagi tugas kepada suami untuk sekali waktu menyiapkan baju kerjanya sendiri. Ibu meminta si sulung untuk membantu ibu menyiapkan makanan, lantas meminta anak yang lainnya untuk merapikan sendiri baju serta mainan mereka. Lantas ibu yang mengerjakan sisanya. Ini hanya contoh, ibu tentu bisa mengeksplorasi sendiri sesuai dengan keadaan keluarga ibu.
Dan perlu ibu ingat, kesehatan itu mahal harganya. Jika salah satu anggota keluarga yang sakit, ibu masih bisa mengurus mereka. Keadaan rumah masih bisa berjalan seperti biasanya. Namun ketika ibu sakit, yang terjadi adalah sebaliknya.
Jagalah kesehatan dengan menjaga asupan makanan, vitamin, olahraga dan istirahat yang cukup. Olahraga yang ringan saja. Ibu bahkan bisa berlari-lari kecil di sekeliling rumah. Ibu bisa sit-up, push-up atau juga jenis olahraga lain yang tidak memakan waktu juga dapat dilakukan dengan mudah. Ibu juga sebenarnya tidak perlu memporsir pekerjaan yang harus selesai dengan nilai sempurna di mata ibu. Selesaikan saja sesuai dengan kemampuan. Jika sudah merasa lelah, segeralah beristirahat dan biarkan anggota keluarga lainnya yang membantu mengerjakan tugas ibu selanjutnya. Akan ada banyak hikmah yang terjadi dari keadaan saling membantu tersebut. Keakraban dan rasa saling membutuhkan juga akan tercipta dengan keintiman yang alami dan tidak dibuat-buat.
Dan juga sangat penting untuk mulai mengatur pola makan dengan diet sehat dan seimbang. Konsumsi buah dan sayur, juga konsumsi penambah stamina alami seperti madu dan susu murni, dipercaya bisa memperbaiki kekebalan tubuh. Tidak hanya untuk ibu, tapi juga bisa mulai diterapkan pada keluarga ibu. Aturlah waktu untuk refreshing ke tempat-tempat yang menyenangkan ibu. Berlibur bersama keluarga di akhir pekan pada sebulan sekali ataupun dua minggu sekali, nyatanya akan membuat diri ibu dan keluarga menjadi lebih fresh dan siap untuk menjalani beragam aktifitas.
Selain itu, berfikir positif nyatanya juga bisa memberikan dampak baik bagi kondisi kesehatan seseorang. Hati yang senang, fikiran yang ringan dan tenang akan bermanfaat untuk membangun fisik yang kuat. Jika ibu menjalani beragam aktifitas di dalam keluarga dengan penuh beban dan selalu berfikir negatif, maka tubuh ibu otomatis akan meresponnya dengan keadaan yang negatif pula. Apalagi ditambah dengan faktor keadaan lingkungan dan cuaca, akan mudah sekali menyerang tubuh ibu dengan penyakit.
Karenanya, sebelum semua terjadi dan mengacaukan stabilitas pertahanan diri ibu, mencegah tentu akan jauh lebih baik daripada mengobati. Sehat itu anugerah! Mari menjaga kesehatan mulai dari diri kita sendiri.