Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya krena terikat dengan perguruan tinggi. Menurut knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatanya dengan perguruan tinggi dan masyarakat diharapkan menjadi calon-calon intelektual yang membawa perubahan menuju kebaikan. Tetapi dalam realita yang nyata tidak semua mahasiswa dapat seperti yang diharapkan. Terkadang khalayak umum terbingung ketika melihat mahasiswa anarki dan terlibat prostitusi, terkadang juga bangga melihat mahasiswa berprestasi dan sukses menjadi polotitsi, factor yang mempengaruhi segala aktivitas mahasiswa adalah Otak.
Perlu diketahui otak setiap manusia terbagi menjadi dua, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri adalah pusat rasio, logika dan intelektualitas atau lebih mudahnya disebut IQ. Sedangkan otak kanan lebih kepada penguasaan emosional, sikap, dan spiritual atau lebih mudahnya disebut EQ. keselarasan antara otak kiri dan kanan merupakan factor utama yang mempengaruhi tindak tanduk seseorang yang dalam hal ini adalah Mahasiswa secara umum.
tipe Mahasiswa yang dalam berfikir lebih dominan menggunakan otak kanan adalah sebagai berikut :
Mahasiswa Aktivis.
Mahasiswa ini aktif dalam organisasi ekstra maupun intra kampus. Mereka mahir dalam beraspirasi, berpendapat, dan mempunyai kepekaan analisa sosial yang sangat tinggi. Mereka tidak pernah tenang ketika menemukan ketidakadilan, penindasan di Lingkungan dengan cara melakukan perubahan perubahan-perubahan tertentu mulai dari titik nol sampai tujuannya tersebut tercapai. Mereka selalu berada di garis depan menentang pemerintah dengan suara lantang ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan yang tidak memihak rakyat. Selain itu selain aktif diorganisasi tertentu,dia juga mempunyai pekerjaan lain diluar itu yaitu memperjuangkan hak-hak orang lain. Biasanya adalah bersifat sosial dan berkedudukan menjadi korban dari suatu sistem tertentu. Jadi jelaslah apa itu aktivis, mereka adalah penggerak, penggagas dan juga perintis (agent of change) menuju suatu perubahan yang lebih baik. Tetapi sangat disayangkan, biasanya pada tipe ini Mahasiswa tidak terlalu memikirkan bidang akademis perkuliahanya. Dari hal-hal diatas dapat kita simpulkan bahwa Mahasisiwa tipe ini lebih dominan menggunakan otak kanan, karena mereka lebih memilih belajar dari situasi realita social daripada belajar terpaku menggunakan teori Persentase kehidupan Mahasiswa tipe ini adalah 80% EQ, mendedikasikan hidupnya sebagai agent of change dan 20% IQ, untuk akademis kuliah.
Mahasiswa yang dominan menggunakan otak kiri dalam berfikir adalah sebagai berikut:
Mahasiswa Akademis.
Mahasiswa ini identik dengan buku, perpustakaan dan prestasi kuliah yang sangat baik. Mereka aktif dikelas memperhatikan pengarahan dosen, selalu mengerjakan tugas dosen dengan baik. Mereka cenderung memiliki pola pikir statis yaitu peikiran mereka hanya terpacu pada apa yang mereka capai, predikat yang harus mereka sandang, dan prestasi mereka pribadi, analisa sosial yang dimiliki Mahasiswa pada tipe ini sangat berbanding terbalik dengan Mahasiswa aktivis. Mereka cenderung tidak peduli terhadap kejadian yang terjadi disekitar mereka. Dari hal-hal diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ini lebih menggunakan otak kiri karena lebih mementingkan teori, rasio, logika, kepentingan individu dan juga analisa sosialnya sangat tidak peka terhadap keadaan sekitarnya. Presentase kehidupan Mahasiswa tipe ini adalah 80% IQ, untuk pencapaian akademis pribadi yang baik dan 20% EQ, mendedikasikan untuk sosial.
Mahasiswa yang cenderung lebih mementingkan Ego dari pada Otak adalah sebagai berikut:
Mahasiswa Apatis
Mahasiswa ini adalah tipe Mahasiswa yang sama sekali tidak peduli dengan apapun. Mereka tidak memedulikan prestasi akademis mereka, dan mereka juga tidak memedulikan lingkungan sekitar mereka. Mereka mempunyai pikiran mereka melakukan apapun itu yang bisa membuat mereka senang. Biasanya Mahasiswa tipe seperti ini mempunyai ciri-ciri yaitu berangkat kuliah, duduk diam dikelas, setelah jam selesei mereka pulang, dan kadang-kadang juga absen dari jam kuliah. Mahasiswa seperti inilah yang sangat disayangkan, karena dedikasi mereka tidak jelas dan hidup mereka pun akan tetap stagnan, statis tidak ada perubahan menuju pada yang lebih baik. Mahasiswa tipe ini sulit ditentukaan menggunakan otak kiri atau otak kanan, karena dilihat dari hal-hal diatas bisa disimpulkan sama sekali tidak ada aktivitas nalar. Presentase kehidupan Mahasiswa seperti ini adalah 100% hidupnya mereka dedikasikan untuk menuruti ego dan kesenangan pribadi.
Mahasiswa yang dapat berpikir seimbang adalah sebagai berikut:
Mahasiswa Ideal.
Mahasiswa ini mempunyai hidup yang seimbang. Mereka aktif dalam organisasi, mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap kebenaran dan keadilan, dan mempunyai kepekaan analisa sosial yang tinggi. Selain itu mereka juga tidak lupa memperhatikan segi akademis mereka. Mereka tetap aktif dikelas, kritis, mengerjakan kewajiban dengan baik dan juga mempunyai prestasi akademik yang bagus. Mahasiswa seperti inilah yang kelak akan menjadi agent of change yang sangat tinggi, karena biasanya Mahasiswa seperti ini bisa menyeimbangkan Emotional question dan intelegenty question dengan baik. Jadi selain mereka kritis dalam analisa sosial dengan pendapat mereka, mereka juga dapat mempertanggung jawabkan, mengaplikasikan, dan memegang pendapat mereka tersebut sebagai prinsip dan perbuatan mereka. Kunci dari mahasiswa tipe ini adalah dapat menyelaraskan kerja antara otak kanan dan juga otak kiri sehingga melahirkan aktivitas yang efisien. Presentase kehidupan mahasiswa seperti ini adalah 50% mendedikasikan hidup mereka untuk kepentingan sosial dan 50% mendedikasikan hidup mereka untuk prestasi akademik pribadi.
Sekarang tinggal kalian memilih yang mana, hidup dan masa depan ada di tangan anda, yang jelas tipe apapun itu selalu ada positive dan negatie, yang terpenting kita konsisten dengan pilihan, pendirian dan prinsip hidup kita.