Warung Bebas

Sunday 4 September 2016

Abaikan Istri Karena Hasrat Terhadap Titisan Ratu Cleopatra


Jika dihubungkan isi dengan judulnya, telah jelas bahwa tokoh “Aku” dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra  mempunyai hasrat yang sangat besar terhadap pesona perempuan yang mirip dengan Ratu Cleopatra. Hasrat bahwa tokoh aku mempunyai hasrat sagat besar terhadap pesona ratu Cleopatra juga digambarkan pada  keluhan tokoh “Aku” terhadap calon istrinya. Dia tidak mencintai istrinya sama sekali.IbuDurhakakah akuJika dalam diriku,Tak kau temukan inginmuIbu,Durhakakah akuJika dalam hidupku,Tak kau temui legamu


Puisi karya Fatin Hamama yang sengaja dikutip oleh Habiburrahman Elshirazy pada novel mini tersebut menggambarkan jiwa dari tokoh aku. Tokoh aku yang terpaksa menikah dengan gadis pilihan ibunya yang merupakan anak dari sahabat karib ibunya. Ibu dari tokoh aku dan Raihana berjanji menjodohka anak mereka jika berlainan jenis.


Ketidak nyamanan tokoh aku dengan perjodohan itu juga digambarkan pada teks berikut.


“Orangnya cantik nggak?” selidikku.


“Lumayan, delapan koma limalah, jawab adikku enteng.


“Tapi lebih tua kakak ya?”Tanyaku mencari kepastian.


“Ala  Cuma dua tahun Kak,………”


Begitu mengakarnya nafsu tokoh aku dengan impiannya yaitu mempersunting gadis titisan Cleopatra sampai dia menyelidiki bagaimana Raihana terebut. Walaupun memang Raihana adalah gadis yang cantik, hafal Alqur’an dan lulusan terbaik di Unversitas tempat dia belajar.


Jiwa tokoh aku sangat tersiksa ketika dia harus menikah dengan Raihana, gadis pilihan ibunya. Karena tidak sesuai dengan harapan yang selama ini dia dam-idamkan yaitu menikah dengan gadis Mesir yang katanya jika ada deapan orang gadis Mesir maka ada enam belas gadis yang cantik karena bayangan mereka juga cantik.


Bukti bahwa tokoh aku tidak mencintai gadis yang akan dijodohkan dengan dirinya seperti pada teks:Ibu, durhakalah akuJika dalam maumu tak ada maukuTapi, durhakakah aku, Ibu?Jika dalam diri Raihana tak ada cintaku.


Tokoh aku bersikeras membela pikirannya yang terbalut dengan sosok-sosok cantik dari negara Timur Tengah, sehingga membiarkan dirinya terpuruk dan tersiksa dalam pernikahannya sendiri.


Selain dari teks-teks yang jelas menggambarkan ketersiksaanya tokoh aku pada jiwanya sendiri, pengarang menggambarkan pula dari sudut perilaku tokoh yang diceritakan oleh tokoh aku sendiri. Seperti pada penggalan teks “Layaknya pengantin baru, tujuh hari pertama kupaksa hatiku untuk memuliakan Raihana sebisanya.”


Sampai pada suatu saat terjadi konflik yang sangat dahsyat pada jiwa tokoh aku yang tersiksa dengan pernikahannya tersebut. Ketika tokoh aku tengah bermimpi akan menyunting Mona Zakki yang pada mimpinya Mona zakki adalah keponakan dari ratu Cleopatra, nyaris dipelaminan Raihana membangunkan tokoh aku untuk sholat Isya’. Ketika itulah puncak tokoh aku sangat muak dan bahkan menghasud dirinya sendiri bahwa Raihana adalah perusak impiannya. Sepanjang hari Raihana tidak disapanya atau dalam kata lain tak bicara sama sekali dengan Raihana. Sampai pada undangan lahiran kakak Raihana yang membuat hati tokoh aku teresntuh untuk berpura-pura mesra lagi dengan Raihana karena Raihana sama sekai tidak menyebutkan aibnya selama ini.


Akhir cerita tokoh Aku sadar begitu berharganya Raihana-istrinya yang solihah salah satunya lewat sebuah cerita pak Qalyubi-seorang yang pernah gagal (menderita dan menyesal) menikah dengan wanita mesir yang cantik jelita karena hartanya yang diperas oleh wanita Mesir tersebut, ternyata Raihana telah meninggal dunia seminggu sebelum dia datang untuk menjenguk Raihana yang tengah hamil delapan bulan ke rumah orang tua Raihana. Saat itulah cinta yang sangat kuat dirasakannya kepada Raihana.





Dari perbuatan-perbuatan dan perilaku-perilaku tokoh aku yang menunjukkan tersiksanya dirinya yang menikah tanpa adanya rasa cinta menggambarkan bahwa seolah-olah perempuan adalah barang hiasan saja. Barang hiasan tanpa dirawat dan seolah terbuang.  Yang hanya bisa dibeli kemudian digunakan untuk hiasan semata. Hiasan dalam rumah yang hampa akan cinta kasih. Hiasan yang tidak ada harganya. Atau hanya dijadikan budak. Hiasan yang ketika rusak baru dielu-elukan, budak yang disayangkan ketiaka akan ada yang berminat membelinya. Dan ketika sadar bahwa budak akan sangat berarti bagi majikannya karena tanpa budak sang majikan tidak ada yang membantunya. Apakah seperti itu gambaran suami yang tidak mencintai istrinya? Tentu sangat sadis jika dikiaskan seperti itu. Hanya karena hasratnya untuk bisa menyunting gadis titisan Cleopatra tokoh Aku menyiksa dirinya sendiri dengan pikiran-pikiran dan imajinasinya yang membandingkan perempuan Indonesia dengan perempuan Timur Tengah yang terkenal dengan kecantikannya. Sehingga tokoh aku tersiksa dengan pernikahannya sendiri yang seharusnya membahagiakan dan ideal seperti pendapat orang-orang di sekitarnya bahwa Raihana gadis yang cantik, sholihah, hafal Alqur’an dan  merupakan lulusan terbaik di kampusnya sedangkan tokoh Aku lulusan Universitas di Mesir. Tokoh aku dihantui rasa muak ketika mendengar pendapat orang-orang di sekitarnya tersebut. Jiwanya tersiksa kedua kalinya ketika Tokoh aku telah sadar dan sepenuhnya mencintai istrinya tetapi istrinya telah meninggal. Dia kecewa kepada dirinya sendiri karena telah menyia-nyiakan istriya yang selama ini berbakti dan mencintainya setulus hati. Apa benar gambaran tokoh Aku kepada istrinya eperti ilustrasi di atas?


0 comments em “Abaikan Istri Karena Hasrat Terhadap Titisan Ratu Cleopatra”

Post a Comment

Kritik dan saran anda sangat kami butuhkan untuk kemajuan blog ini